Wisata

Pura Luhur Batukaru Tempat Suci Masyarakat Hindu Bali

Pura Luhur Batukaru merupakan salah satu tempat suci bagi umat Hindu di Bali. Berlokasi di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Pura Luhur Batukaru ramai dikunjungi wisatawan untuk melihat kemegahan Pura atau melihat keindahan alam yang ada di sekitar Pura.

Unik Menilik Sejarah

Yang unik lokasi Pura Luhur Batukaru disana bagi anda yang mencari tempat souvenir atau membeli oleh-oleh dan juga tempat makan tidak akan dijumpai. Selain itu wisatawan yang datang diharuskan memakai pakaian yang sopan agar menjaga kesucian tempat ibadah ini.

Keunikan lainya dari Pura Luhur Batukaru adalah Pura ini masuk dalam Pura Padma Bhuwana. Atau yang biasa disebut dengan Sembilan pura yang terdapat di seluruh penjuru Bali. Hal inilah yang menjadikan Pura Batukara sangat special, setiap wisatawan yang berkunjung akan merasakan kehadiran tuhan disana, ketentraman berbalut dengan keindahan serta kesucian lokasi akan menjadikan hubungan harmonis dalam jiwa.

Nah, Pura Batukaru sendiri didirikan oleh seorang Mpu yang datang dari Pulau Jawa yaitu Mpu Kuturan pada abad ke-11.

Pura tersebut ini sering digunakan meditasi untuk memperoleh kedamaian jiwa dan untuk mencapai keseimbangan hidup dengan cara menjaga keseimbangan rohani, laut, hutan, danau, bumi, dan individu.

Pura Luhur Batukaru juga sebagai Pura Padma Bhuwana yakni sembilan pura yang terdapat di sembilan penjuru Pulau Bali.

Di lokasi pura ini pengunjung akan menemui beberapa artefak kuno berupa Menhir dan Palinggih Kampuh (batu berukir atau berbentuk). Artefak-artefak tersebut banyak tersebar di halaman depan Pura Luhur Batukaru ini. Bangunan menhir dan patung-patung banyak ditemui karena pada zaman megalitikum. Segala bidang kehidupan dalam masyarakat berpusat pada penghormatan dan pemujaan kepada arwah nenek moyang.

Salah satu kegiatan yang sampai sekarang masih dilakukan di Pura Luhur Batukara adalah Upacara Piodolan. Pujawali atau Upacara piodalan di pura ini jatuh setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Kamis, Wuku Dungulan (kalender Bali), satu hari setelah hari raya Galungan.