Berita Investasi

Kenalkan Potensi Investasi di NTT, Pemerintah Bawa Investor Singapura

Pemerintah bawa dua investor Singapura melihat potensi di kawasan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo sebagai wilayah investasi di NTT. Hal itu dilakukan kepada investor yang mengikuti pertemuan tahunan IMF- World Bank 2018 Bali.

Dua investor besar tersebut sudah berinvestasi di Belitung dan Jakarta. Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya menunjukkan kawasan wisata tersebut. Sebagai tindak lanjut dari ‘Leaders Retreat’ antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

“Pak Dubes (Ngurah Swajaya) sudah berada di Labuan Bajo sejak Sabtu (13/10) dengan membawa serta dua investor yang berminat menanamkan modalnya di sana,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur Muhammad Syahrial seperti dikutip Antara, Senin (15/10).

Dalam kunjungan ke Labuan Bajo itu, perwakilan pemerintah dan investor bertemu dengan jajaran Pemda Kabupaten Manggarai Barat. Kementerian Pariwisata, Perwakilan Bank Indonesia di Provinsi NTT. Pejabat Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta perwakilan pelaku usaha terkait di Labuan Bajo.

“Mereka telah melihat secara langsung potensi wisata dan investasi, serta berkunjung ke Pulau Padar, Pulau Komodo dan pantai Pink,” sambung Syahrial.

Labuan Bajo merupakan salah satu dari kawasan 10 Bali Baru yang telah dicanangkan Presiden Jokowi saat pertemuan para pemimpin di Singapura, September 2017. Salah satu investasi di NTT yang akan difokuskan investor Singapura adalah pengembangan Bandara Komodo. Hal itu bertujuan mendorong konektivitas penerbangan internasional secara langsung ke Labuan Bajo.

Sebagai informasi, jumlah investasi dari Singapura sepanjang Semester I 2018 sebesar US$210 ribu untuk pembangunan perhotelan dan restoran. Pada 2017, Labuan Bajo mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing sebanyak 130 ribu orang. Meskipun hanya didukung 1.250 kamar hotel dan homestay.

Dalam catatan Bank Indonesia, realisasi investasi Singapura selama enam bulan pertama tahun ini meningkat 38 persen dari periode yang sama 2017, yakni mencapai US$5,04 miliar atau setara lebih dari Rp70 triliun.

Syahrial menyebutkan nilai investasi ini menempatkan Singapura sebagai investor asing yang menanamkan modalnya terbesar di Indonesia selama lima tahun terakhir.