Perusahaan truk besar asal AS, Yellow Corp telah mengalami bangkrut setelah 99 tahun beroperasi. Kini, sebanyak 30 ribu karyawan harus menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebelum perusahaan tutup, kelompok pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja Teamsters telah melakukan demonstrasi menuntut kepastian jaminan program pensiun dan asuransi kesehatan.
Kabar kebangkrutan Yellow Corp sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat perusahaan ini telah menumpuk utang sebesar US$1,5 miliar atau Rp22,6 triliun (asumsi kurs Rp15.116 per dolar AS). Presiden Teamsters, Sean O’Brien menyatakan keprihatinannya atas kebangkrutan tersebut, mengingat perusahaan ini sebelumnya telah mendapatkan bantuan dana bailout dari pemerintah federal.
Yellow Corp juga sempat mencatatkan pinjaman sebesar US$700 juta atau Rp10,5 triliun kepada Pemerintah AS pada tahun 2020. Sebagai konsekuensinya, 30 persen saham perusahaan berada di tangan pembayar pajak Amerika. Saat ini, ada dua pesaing utama di segmen pasar angkutan truk, yaitu ABF Freight dan TForce, yang ternyata lebih berhasil dalam beberapa tahun terakhir dibandingkan Yellow Corp.
Namun, perusahaan ini bukanlah satu-satunya raksasa angkutan truk yang mengalami kegagalan. Sebelumnya, ada juga CF alias Consolidated Freightways yang mengalami bangkrut pada tahun 2022. Sebelum kegagalan ini, Yellow, Roadway, dan CF dikenal sebagai tiga besar industri angkutan truk di AS.