By Redaksi 
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa perdagangan non-migas antara Indonesia dan Jepang mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 8,5% dalam lima tahun terakhir, mencapai nilai total sebesar 33,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada 2024.
Hal itu menunjukkan peningkatan hubungan ekonomi yang semakin kuat antara kedua negara, terutama dalam sektor perdagangan non-migas.
Indonesia mengirimkan berbagai produk ekspor ke Jepang, di antaranya mutiara, komponen elektronik, nikel, karet, dan produk kayu. Sebaliknya, Jepang mengimpor permesinan, komponen otomotif, besi baja, elektronik, dan plastik dari Indonesia.
Pertumbuhan perdagangan itu juga mencerminkan diversifikasi produk ekspor Indonesia yang semakin beragam dan memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Selain itu, Agus Gumiwang juga mengungkapkan bahwa Jepang merupakan salah satu negara terbesar dalam investasi di Indonesia, dengan nilai investasi tercatat mencapai USD3,4 miliar pada tahun 2024.
Hal itu menempatkan Jepang pada posisi keenam terbesar sebagai investor asing di Indonesia, yang turut berkontribusi terhadap pengembangan sektor industri dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Dalam kesempatan tersebut, Menperin juga menekankan pentingnya peningkatan akses pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Selain perdagangan non-migas, Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Hiroshima University dalam berbagai program pendidikan, termasuk beasiswa untuk mahasiswa Indonesia yang diharapkan dapat mencetak SDM dengan kompetensi tinggi dan siap bersaing di pasar global.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara kedua negara, tidak hanya dalam sektor perdagangan, tetapi juga dalam pengembangan kapasitas SDM untuk mendukung pertumbuhan industri yang berkelanjutan di Indonesia.
Demikian informasi seputar perdagangan non-migas Indonesia dengan Jepang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Subbali.Com.