Blok Migas Non Konvensional jadi harapan baru untuk Indonesia. Indonesia sebagai salah satu pilar ekonomi Asia Tenggara, terus menghadapi tantangan ketika berbicara tentang kebutuhan energi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten. Meskipun pemerintah telah menyuarakan komitmen untuk mengurangi konsumsi energi fosil, terutama minyak, gas bumi, dan batu bara, pertanyaan krusial muncul: Apakah kita benar-benar bisa berhenti mengandalkan sumber energi fosil?

Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) telah memproyeksikan bahwa, meskipun secara persentase penggunaan migas (minyak dan gas) dalam bauran energi Indonesia akan berkurang, namun secara volume, konsumsi migas diperkirakan akan terus tumbuh, mencapai 4,62 juta Barel Per Hari (BPH) pada tahun 2050. Sebuah komitmen besar untuk memproduksi lebih banyak sumber daya migas.

Namun, realitas industri hulu migas belakangan ini menunjukkan penurunan produksi migas, terutama minyak. Hal ini menciptakan bayangan kelam bagi industri ini, tetapi di tengah kelesuan, muncul harapan baru. PT Pertamina (Persero) melalui afiliasinya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), menjadi pionir dalam mengeksplorasi potensi lapangan Migas Non Konvensional (MNK).

Pertengahan tahun ini, PHR memulai pemboran sumur Gulamo, bagian dari lapangan MNK yang menjanjikan. Data menunjukkan bahwa sumber daya Blok Migas Non Konvensional di Wilayah Kerja (WK) Rokan berada di formasi pematang brown shale dan lower red bed, dengan potensi terletak pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.

Penggunaan teknologi dan peralatan canggih, seperti rig PDSI #42.3/N1500-E dengan tenaga 1,500 horsepower, menandai langkah besar ini. Sumur Gulamo, yang menargetkan MNK “shale oil” dari Brown Shale Formasi Pematang Bagian Tengah, memberikan harapan baru bagi industri hulu migas yang seakan memasuki masa kelam.

Penting untuk dicatat bahwa pengembangan Blok Migas Non Konvensional memerlukan pendekatan yang berbeda. Dibutuhkan area wellpad yang lebih luas, sekitar 2,5 hektar, dan menggunakan teknik pengeboran horizontal dengan stimulasi multi-stage hydraulic fracturing.

Dalam mendukung proyek revolusioner ini, pemerintah juga bergerak cepat. Fasilitas dan insentif disiapkan, dan Direktur Utama PHR, Chalid Said Salim, menyatakan bahwa evaluasi hasil coring dan logging dari sumur Gulamo sedang dilakukan, memberikan harapan positif bagi masa depan proyek MNK di Rokan.

Menanggapi tantangan ini, SKK Migas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merencanakan revisi skema kontrak Gross Split. Fokus pada skema yang lebih ramah terhadap kontraktor yang menggarap lapangan Blok Migas Non Konvensional, perubahan ini diharapkan akan memberikan dorongan tambahan bagi investor.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, menyatakan bahwa skema baru akan lebih menarik dan sederhana, memberikan kepastian ekonomi bagi proyek MNK. Langkah ini sejalan dengan optimisme bahwa pengembangan MNK di Rokan bisa meningkatkan produksi migas nasional.

Pemerintah tidak hanya berfokus pada eksplorasi lapangan MNK di Rokan, tetapi juga menghadapi kenyataan bahwa beberapa blok MNK lainnya dikembalikan karena dianggap tidak prospektif. Pemerintah berencana melakukan kajian lanjutan untuk menjadikan blok-blok ini lebih menarik bagi pelaku usaha.

Tentu saja, tantangan besar ada di depan, tetapi optimisme di industri ini tetap tinggi. Pemerintah, Pertamina, dan mitra strategis seperti EOG Resources dari Amerika Serikat, bekerja bersama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan MNK di Indonesia.

Tumbur Parlindungan, Praktisi Migas dan mantan President Indonesia Petroleum Association (IPA), menyatakan dukungannya terhadap upaya Pertamina dalam mengembangkan MNK. Dia menggarisbawahi pentingnya kepatuhan pada regulasi dan pembentukan ekosistem pendukung bagi MNK, termasuk jasa penunjang dan infrastruktur.

Kesimpulannya, langkah revolusioner dalam industri hulu migas Indonesia dibuktikan dengan eksplorasi potensi MNK di Rokan sebagai pionir. Dengan perubahan regulasi dan dukungan penuh dari berbagai pihak, harapan terang untuk diversifikasi sumber daya energi Indonesia semakin dekat.

Demikian informasi seputar blok Migas Non Konvensional. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Subbali.com.