Dari hasil pemantauan, saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami pelemahan di hari kedua perdagangan setelah suspensi saham dicabut. Pelemahan saham GIAA bahkan terbilang sangat dalam karena menyentuh batas paling bawah penurunan harian alias auto reject bawah (ARB).
Pada pukul 10.15 waktu JATS, saham Garuda Indonesia tercatat turun 14 poin atau berkurang 6,9% ke level Rp188 per saham. Saham GIAA tidak bisa turun lebih dalam lagi karena itu sudha batas ARB.
Mengutip data RTI pada Rabu (04/01), saham Garuda dibuka pada level Rp194. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan penutupan kemarin di level Rp202. Sejauh ini harga saham Garuda Indonesia bergerak di antara level Rp192 hingga Rp204 per saham.
Total saham yang ditransaksikan sebanyak 37,28 juta saham dengan nilai Rp7,32 miliar. Saham Garuda ditransaksikan sebanyak 3.569 kali. Kapitalisasi pasar maskapai pelat merah ini tercatat sebesar Rp17,56 triliun.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, investor masih berhati-hati melihat perkembangan kinerja Garuda Indonesia. Hal itu sebagai respons atas saham Garuda yang ditutup di zona merah kemarin. “Tampaknya pelaku pasar masih wait and see melihat perkembangan kinerja. Aksi jual masih terjadi. Tapi, diharapkan hanya sementara seiring makin tuntasnya permasalahan utang dan perbaikan kinerja ke depannya,” ujar Reza.