Sektor pariwisata Indonesia semakin perkasa. The World Travel & Tourism Council (WTTC) kini memasukkan Indonesia ditempatkan dalam 10 besar dunia. Tepatnya peringkat 9, padahal sebelumnya hampir tidak terdengar prestasinya.
Tempat teratas di amankan oleh RRC dan Amerika Serikat, posisi tersebut terbaik diantara negara-negara lainnya. Direktur Eksekutif WTTC Gloria Guevara mengatakan hari pariwisata dunia dirayakan global. Karena sektor pariwisata menyumbang 10,4 persen dari pertumbuhan dunia. WTTC sendiri yaitu institusi yang menaungi industri travel dan pariwisata dunia.
WTTC melakukan penilaian berdasarkan perkembangan sektor pariwisata selama beberapa tahun kebelakang. Hingga dalam daftar yang dikeluarkan Indonesia menduduki peringkat 9. Negara asia seperti, Thailand ke-12, Malaysia dan Filipina ke-13, Singapura ke-16 dan Vietnam berada di urutan 21.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019. Hal tersebut dikemukakan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III 2018 di Hotel Raffles, Jakarta Selatan.
Untuk mendukung target 20 juta wisman, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai Bali baru. Hal ini diputuskan untuk menggenjot investasi pada sektor pariwisata Indonesia.
“Di 2019 – 2024, dibutuhkan investasi sektor pariwisata 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan melibatkan dunia usaha, program pembangunan 100.000 homestay yang meliputi usaha kecil menengah (UKM) pariwisata,” ujar dia di Hotel Raffles.
Arief melanjutkan, hingga 2019, sektor pariwisata membutuhkan investasi dan pembiayaan sebesar Rp 500 triliun. Hal ini dikontribusikan melalui tiga isu penting dalam hal pembiayaan di sektor pariwisata.
“Tiga kebutuhan pembiayaan kita yaitu kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP), kebutuhan pembiayaan usaha homestay 2018-2019 serta kebutuhan pembiayaan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata),” ujar dia.
Diikuti 600 peserta dari berbagai sektor, pada Rakornas ini juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pariwisata dengan Menteri Keuangan, Menteri Koperasi dan UKM, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Lembaga Pembiayaan Pemerintah.