Berita

PLTA Kayan, Bagian dari Proyek Strategis Nasional

PLTA Kayan akan dibangun akhir tahun 2019.

PLTA Kayan merupakan pembangkit listrik tenaga air yang akan dibangun di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). Pembangunan PLTA  Kayan akan dilakukan secara bertahap.

Terdapat lima tahap pembangunan PLTA Kayan dan semuanya ditargetkan selesai dalam 25 tahun. Pembangunan tahap pertama akan dilakukan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Pembangunan PLTA merupakan program pemerintah dalam melaksanakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Munculnya gagasan EBT adalah dalam rangka konversi energi terbarukan yang ramah lingkungan.

PLTA Kayan dan Proyek di Kaltara

PLTA yang nantinya dapat menghasilkan kapasitas listrik sebesar 9.000 MW tersebut, akan menjadi yang terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. PLTA Kayan sendiri, ke depannya diharapkan dapat bersinergi dengan pembangunan proyek lainnya.

Terdapat beberapa proyek strategis di Kalimantan selain pembangunan PLTA Kayan. Berikut ini yang telah kami rangkum.

Sungai di Kalimantan Utara menyimpan energi besar (venuemagz.com)
  1. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Nunukan.

Dari paparan yang disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dilansir dari kominfo.go.id (8/9/2017) terdapat beberapa program di Kaltara yang dilakukan antara Indonesia dan Tiongkok.

Beberapa program tersebut di antaranya adalah pelayanan lintas-batas negara, pertahanan dan keamanan, pariwisata, perkebunan, perikanan, dan pertambangan.

  1. Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tarakan.

Program KEK di Kaltara meliputi sektor pariwisata, kehutanan perkebunan, dan pertambangan. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kayan Mentarang adalah salah satu bagian dari program tersebut. Taman Nasional Kayan Mentarang dan Proyek Strategis Nasional (PSN) KIPI Tanah Kuning.

  1. Tiga Prioritas Pembangunan

Terdapat tiga program prioritas pembangunan di Kaltara yang memiliki nilai investasi sekitar USD 26 miliar yaitu kawasan industri dengan klaster khusus industri alumina (USD 7,0 miliar), PLTA Kayan (USD 17,30 miliar) dan KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi (USD 1,68 miliar), dan pelabuhan internasional.

Terkait dengan program strategis Gubernur Kaltara Irianto Lambrie menyatakan sudah dibentuk tim kerja Komite Kerja Sama Garuda Maintenance Facility (GMF)-BRI yang diketuai Luhut B Panjaitan.

Indonesia dan Tiongkok dalam melakukan kerja sama investasi, adalah realisasi dari kesepakatan dalam Forum BRI yang berlangsung di Tiongkok beberapa tahun yang lalu.

Pembangunan PLTA Kayan dan program kerja sama investasi lainnya oleh Tiongkok ke Kaltara diperkirakan memiliki nilai USD 45,98 miliar atau setara dengan Rp 613 triliun.