Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengumumkan kebijakan untuk menunda penutupan PLTU batu bara (pembangkit listrik tenaga uap batu bara). Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan pentingnya listrik yang dihasilkan dari PLTU batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, terutama untuk pusat data dan sektor industri lainnya.
Menteri Energi AS, Chris Wright menyatakan bahwa sumber energi dari PLTU batu bara akan tetap menjadi bagian penting dari sistem kelistrikan AS selama beberapa tahun mendatang.
“Kami sedang berusaha mengurangi ketergantungan pada listrik yang dihasilkan dari batu bara. Namun, saat ini, kami belum bisa sepenuhnya meninggalkannya karena kebutuhan energi yang besar dan tekanan untuk menjaga stabilitas pasokan listrik,” ujar Wright dalam sebuah pernyataan penundaan penutupan PLTU batu bara yang dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/2).
Meski demikian, Wright juga mengakui bahwa PLTU batu bara saat ini menghadapi tantangan besar. Batu bara sudah semakin sulit bersaing dengan gas alam yang lebih murah, serta tekanan regulasi yang semakin kuat untuk beralih ke energi bersih.
Data dari Kementerian Energi AS menunjukkan bahwa kontribusi batu bara terhadap total pembangkit listrik di negara tersebut telah turun drastis, hanya menyumbang sekitar 15% pada 2024, jauh menurun dari lebih dari 50% pada tahun 2000.
Wright menambahkan bahwa keputusan untuk menunda penutupan PLTU batu bara ini lebih kepada langkah pragmatis.
“Kami harus realistis dalam menghadapi kenyataan ini. Penutupan pembangkit batu bara dalam waktu dekat tidak memberikan keuntungan bagi siapa pun,” katanya.
Tanggapan dari berbagai pihak menunjukkan ketegangan mengenai masa depan energi di AS. Presiden Friends of the Earth, Erich Pica, berpendapat bahwa operasi PLTU batu bara sudah tidak ekonomis lagi kecuali dengan subsidi besar dari pemerintah.
“Batu bara kini merupakan sumber energi yang hampir punah, dan hanya bisa bertahan jika ada bantuan keuangan dari pemerintah,” kata Pica.
Sementara itu, banyak pihak mendukung pengembangan sumber energi terbarukan, meskipun ada kritik terhadap keandalan energi tersebut dalam jangka pendek.
Demikian informasi seputar penutupan PLTU batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Subbali.Com.