Pelaku bisnis pariwisata diminta bisa memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 7% dari pemerintah. Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Rakornas III Pariwisata.
Karena Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang cepat datangnya devisa bagi negara. KUR yang disediakan pemerintah untuk sektor bisnis pariwisata sebagai upaya pengembangan destinasi di Indonesia.
“Untuk pembiayaan di sektor pariwisata, ada satu pembiayaan lagi yang akan saya singgung dan baru kita rumuskan, yaitu KUR, KUR itu kita desain kembali dan bunganya bukan 18% seperti waktu sebelumnya, tadinya 9% tahun lalu, sekarang tinggal 7% tahun ini, dan kita bedakan dua kategori besar, mikro dan kecil,” kata Darmin di Rakornas Pariwisata III, Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Darmin bilang, KUR khusus sektor pariwisata ini memiliki plafon sampai Rp 500 juta dengan bunga kredit 7%. Peruntukkannya pun kepada usaha mikro dan usaha kecil.
“Kita rumuskan semua kegiatan mikro kecil yang produktif semuanya bisa,” jelas dia.
Menurut Darmin, ada beberapa bidang bisnis pariwisata yang boleh mendapatkan KUR dari pemerintah, antara lain penyediaan akomodasi, agen perjalanan wisata, sanggar seni, penyelenggaraan MICE, penyediaan makanan dan minuman, jasa informasi pariwisata.
“Kalau tidak ditulis plafonnya Rp 500 juta, mestinya cukup memadai untuk membangun, berjualan makanan yang standarnya lebih baik, homestay-nya memenuhi standar dan seterusnya. sebagai gambaran KUR itu disubsidi bunganya oleh APBN makanya bisa 7%,” kata dia.
Selain infrastruktur fisik, pemerintah juga berfokus membangun dan memperkuat infrastruktur industri untuk Indonesia. Menurutnya, itu penting sejalan dengan kementerian pariwisata menggenjot program investasi di sektor bisnis pariwisata ini.
“Itu karena destinasi pariwisata memerlukan investasi yang sistematis. Kalau kata Pak Menpar Arief Yahya ialah 3A yakni akses, atraksi, dan juga amenitas. Jadi fokusnya bagaimana secara sekuen kembangkan destinasi pariwisata, nggak bisa terbalik-balik,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan sektor pariwisata memang paling mudah mendatangkan devisa ke negara. Hal ini disebabkan pada sektor bisnis pariwisata ini, secara substansi menghasilkan dolar.
“Substansi pariwisata itu ekspor, meskipun servicesnya dinikmati dan dibayar di Indonesia. Tapi kita industri berorientasi ekpor dan menghasilkan dolar,” ungkapnya.