Berita

Menyoroti Mendag Zulhas dengan Kebijakan Larangan Penjualan Pakaian Bekas Impor, Jadi Musuh Pelaku Thrifting?

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) baru-baru ini mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan pedagang untuk menjual barang bekas, termasuk pakaian bekas, buku bekas, dan peralatan elektronik bekas. Namun, dalam kebijakan tersebut terdapat syarat yaitu barang bekas tersebut bukanlah produk impor dan masih layak pakai serta tidak membahayakan kesehatan.

Kebijakan ini dilakukan untuk memberikan ruang bagi pedagang barang bekas yang selama ini terkena aturan yang mengikat dan hanya diizinkan menjual melalui jalur online atau pasar loak. Dengan adanya peraturan ini, pedagang barang bekas dapat membuka toko fisik dan memperoleh izin usaha.

Mendag Zulhas menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan upaya untuk meningkatkan ekonomi dan memberikan alternatif bisnis bagi masyarakat. Selain itu, kebijakan ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Asosiasi Pedagang Barang Bekas.

Menteri Zulhas Ijinkan Berjualan Barang Bekas yang Layak di Pasar

Pedagang barang bekas di Indonesia selama ini sering mengalami kesulitan dalam menjual barang bekas mereka, karena dianggap melanggar aturan perdagangan. Dengan kebijakan baru ini, pedagang barang bekas dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih luas dan mendapatkan izin usaha yang sah.

Namun, penting untuk diingat bahwa barang bekas yang dijual harus memenuhi persyaratan kelayakan dan tidak membahayakan kesehatan konsumen. Selain itu, barang bekas yang dijual juga tidak boleh berasal dari produk impor, agar tidak melanggar aturan.

Kebijakan Mendag Zulhas ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia dan membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat. Selain itu, pedagang barang bekas dapat memanfaatkan peluang ini dengan membuka toko fisik dan mendapatkan izin usaha yang sah, sehingga mereka dapat beroperasi secara legal dan tidak merugikan konsumen.

Dalam hal ini, pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi pedagang barang bekas dengan memberikan bantuan dan dukungan, seperti memudahkan proses perizinan dan memberikan pelatihan dan pendampingan usaha kepada pedagang barang bekas yang baru memulai bisnisnya. Pernyataan dari Mendag Zulhas mengenai kebijakan impor barang bekas juga menjadi sorotan publik.

Menurut Zulhas, Indonesia akan membuka kesempatan bagi pengusaha dalam negeri untuk berjualan barang bekas, namun dengan syarat barang tersebut tidak berasal dari impor. Hal ini sebagai upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) serta membantu masyarakat yang membutuhkan barang-barang dengan harga yang lebih terjangkau. Zulhas juga menyebutkan bahwa bisnis barang bekas bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi volume sampah di Indonesia.