Presiden Jokowi (Joko Widodo) telah mengumumkan bahwa cadangan beras di gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) masih kurang hingga saat ini. Oleh karena itu, pemerintah akan melanjutkan impor beras hingga akhir tahun. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan produksi beras yang disebabkan oleh kemarau panjang akibat fenomena El Nino.
Dalam kunjungan ke Subang, Jawa Barat, Presiden Jokowi menyatakan bahwa impor beras akan dilakukan untuk memenuhi kekurangan stok beras. Saat ini, stok beras di Bulog mencapai sekitar 1,7 juta ton, dan pemerintah berencana menambahnya sebanyak sekitar 1,5 juta ton hingga akhir tahun.
Pemerintah juga sedang berusaha untuk mengoptimalkan lahan pertanian dalam negeri. Jokowi meninjau lahan seluas 760 hektare di Desa Ciasem Girang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang berhasil memproduksi 9 ton beras per hektare meskipun mengalami kemarau panjang. Presiden berharap bahwa lahan-lahan pertanian lainnya dapat mencapai produktivitas yang sama dengan lahan di Subang.
Meskipun harga beras di pasar domestik naik akibat penurunan produksi, Jokowi memastikan bahwa harga beras di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Menurutnya, harga beras di Indonesia berkisar antara Rp10.800 hingga Rp13 ribu per kilogram, sementara di negara-negara seperti Singapura, Brunei, dan Timor Leste, harganya jauh lebih tinggi.
Presiden juga telah memerintahkan Bulog untuk melakukan operasi pasar guna menjaga ketersediaan beras di pasar ritel, pasar tradisional, dan pasar induk dengan menggunakan cadangan beras yang ada di gudang Bulog. Upaya ini diambil untuk menjaga stabilitas harga beras dan memastikan ketersediaan beras yang cukup di pasaran dalam menghadapi tantangan dari faktor alam seperti El Nino yang dapat mempengaruhi produksi beras.