Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan soal dana pensiun tak dapat lagi dikelola seperti dulu yang cenderung tidak transparan, dan sering bocor. Erick pun kemudian menyampaikan 3 persoalannya. Pertama aset yang hilang, kedua investasi yang dimainkan dan ketiga dana yang dikorupsi.
Hal itu disampaikan Erick Thohir saat mengumpulkan 41 direksi lembaga dana pensiun BUMN dalam acara bertajuk ‘Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Sistem’ Rabu (11/1) malam. Lebih lanjut, Erick mengatakan, akan membuat daftar hitam direksi yang korupsi.
“Track record-nya sudah ada. Ada aset yang hilang, investasi yang dimainkan atau dana yang dikorupsi. Sekarang saya bekerjasama dengan BPKP untuk menyusun blacklist, siapa saja direksi yang korup, akan masuk daftar ini. Dan yang bisa mencabut dari blacklist hanya Presiden Republik Indonesia. Kita baru selesai dengan Asabri dan Jiwasraya,” tegas Erick dalam keterangannya pada Kamis, 12 Januari.
Erick Thohir Sebut Cegah Korupsi Harus Dimulai dari Orang Dalam
Di acara itu, Erick pun mengingatkan agar direksi tidak meninggalkan masalah seperti yang terjadi pada Asabri dan Jiwasraya. “Sebagai profesional, dengan amanah Merah Putih, kita wajib jaga legacy ini,” ujar Erick.
Acara ini juga dihadiri Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan. Mengutip keterangan Pahala, Erick mengatakan, pencegahan korupsi yang terbaik harus dimulai dari orang dalam. “Dari awal, saya memiliki kesepakatan dengan KPK. Dan kita juga memproses hukum di Kejaksaan,” katanya.
Erick Thohir pun menekankan dua hal penting. Pertama adalah pencegahan korupsi dan kedua perbaikan sistem. Kedua hal ini tersebut diperlukan untuk memperkuat transformasi BUMN yang dalam tiga tahun terakhir yang terbukti membawa BUMN ke jalan yang lebih baik. Perbaikan positif ini terlihat dari beberapa indikator seperti pertumbuhan aset, ekuitas, pendapatan usaha, dan laba bersih yang terus meningkat.
“Insya Allah dengan sistem yang baik dan insan BUMN yang bertanggung jawab, BUMN bisa terus memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat dan berkontribusi untuk negara,” kata Erick.
Sebelumnya, Erick Thohir menyampaikan, berdasarkan laporan yang diterimanya, sebesar 65% dana pensiun di perusahaan pelat merah bermasalah. Hanya 35% saja perusahaan BUMN yang mampu mengelola dana pensiunnya dengan baik. “Saya mau bersih-bersih, mumpung masih ada waktu,” tuturnya.