Alih-alih ingin ikut investasi di NTT, PT MSM dan warga di Kabupaten Sumba Timur rebutan lahan yang menjadi sorotan wakil rakyat. Pembangunan pabrik gula modern pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilakukan di Wanga, Kabupaten Sumba Timur, oleh PT Muria Sumba Manis (MSM).
DPR mengungkapkan jika PT MSM yang investasi di NTT malah menciptakan konflik sosial. Selain itu, DPR juga mengungkapkan adanya pembabatan hutan yang dilakukan PT MSM. Padahal sudah di lakukan acara peletakan batu pertama dilakukan bulan April lalu.
Ketua DPRD Sumba Timur Palulu Ndima menuturkan indikasi perusakan hutan ditandai dengan penebangan pohon-pohon berukuran besar. Ia menjelaskan kasus itu pernah diklarifikasi oleh Komisi A DPRD Sumba Timur, tapi Dinas Kehutanan Sumba Timur justru menganggap bahwa hutan itu adalah semak belukar biasa.
DPRD Sumba Timur juga sudah mencoba memfasilitasi perebutan tanah ulayat (kewenangan adat). Namun, masyarakat adat dan PT MSM sama-sama bersikukuh merasa paling berhak. Akibatnya, belum ada titik temu.
“Beberapa kali, Komisi A turun mencari solusi yang bisa diterima kedua belah pihak, terakhir Pemda Sumba Timur yang memfasilitasi. Namun semua tak ada hasilnya,” katanya.
Sementara itu, Deputi Walhi NTT, Umbu Tamu Ridi, mengatakan investasi di NTT pabrik tebu oleh PT MSM di Kabupaten Sumba Timur menciptakan konflik sosial di masyarakat. Selain adanya perampasan hak atas tanah rakyat, pabrik itu juga berdampak pada kerusakan sumber air dan lingkungan hingga warga mengalami kekeringan.
“Ada monopoli sumber air sehingga masyarakat kekeringan dan tidak bisa bertani seperti biasa,” kata Umbu.
Berbeda dengan Palulu dan Walhi, Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq mengatakan investasi di NTT PT MSM sudah sesuai prosedur dan tidak melanggar hak rakyat. “Persoalan tanah yang dulu sudah selesai,” kata Omar.
Omar juga membantah ada kerusakan lingkungan akibat investasi di NTT PT MSM di Sumba Timur. “Belum ada produksi, mana bisa ada pencemaran,” katanya.
Disisi lain, apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat dan daerah yang telah mendukung pembangunan pabrik tebu tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Sumba Timur.