Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengembangkan 10 destinasi pariwisata prioritas serta 88 kawasan strategis pariwisata Nasional untuk itu industri perbankan mengeluarkan kredit ke sektor bisnis pariwisata.
Hal tersebut dikatakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seiring rencana pemerintah meningkatkan kontribusi bisnis pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB). Ketua Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan industri perbankan harus menggenjot kredit ke sektor bisnis pariwisata. Pengembangan pariwisata tak hanya mencakup proyek infrastruktur, promosi ke Internasional, selain itu juga perkembangan usaha kecil masyarakat.
Strategi pemerintah yang akhirnya membuka peluang bagi pelaku bisnis pariwisata untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang bisnis pariwisata. Bertujuan, mendapatkan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) lewat revisi peraturan KUR. Ada 13 sektor pariwisata di sektor UMKM di bidang bisnis pariwisata yang berhak mendapatkan fasilitas KUR dari pemerintah dengan syarat harus ada di lokasi destinasi wisata.
Besar bunga yang diberikan KUR di sektor bisnis pariwisata sama seperti sektor lainnya yang sebesar 7%. Sementara besaran KUR yang diberikan untuk mikro sebesar Rp25 juta dan yang kecil di atas Rp25 juta hingga Rp500 juta.
“Untuk subsidi bunga yang dibayarkan ke bank untuk KUR mikro sebesar 10,5% tanpa agunan dan KUR kecil sebesar 5,5% dengan agunan,” ucapnya.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM Yuana Sutyowati menuturkan pemerintah juga melakukan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas pebisnis di sektor pariwisata.
“Di Mandalika dan Danau Toba ada pusat layanan terpadu dari pemerintah. Kami sediakan 330 pendamping, di sektor pariwisata terdapat 20 hingga 35 orang sebagai pendamping penyaluran kredit,” tuturnya.
Bank Central Asia (BCA) misalnya, sampai Juni 2018, tercatat telah menyalurkan kredit ke sektor bisnis pariwisata sebesar Rp 15 triliun. Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, penyaluran kredit sektor pariwisata ini meningkat sebesar 6% secara year on year (yoy).
Sementara Bank BNI menargetkan pertumbuhan kredit pariwisata bisa mencapai dua digit, yaitu antara 10% sampai 12% sampai akhir tahun. Meskipun komposisi penyaluran kredit ke sektor bisnis pariwisata masih kecil yaitu di bawah 5%, komposisinya meningkat dari 3,2% di tahun 2016 menjadi 3,6% dari total penyaluran kredit Bank BNI di sepanjang tahun 2017.