Investasi SDM (sumber daya manusia) di Indonesia menjadi faktor krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menurut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie.
Dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Jumat (10/3), Stella menekankan dua elemen penting yang perlu diperkuat kampus untuk mendukung perkembangan ekonomi, yaitu riset dan pengembangan teknologi (R&D), serta pembentukan tenaga kerja yang terampil dan adaptif.
Stella mengungkapkan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dalam hal human capital, teknologi, dan riset, dengan peringkat 91 dalam Human Capital & Research menurut data World Intellectual Property Organization.
Oleh karena itu, ia mendorong Indonesia untuk mengadopsi pola pendidikan yang lebih fokus pada riset dan pengembangan, seperti yang dilakukan oleh negara-negara maju dalam sektor investasi SDM.
Selain itu, pendidikan vokasi juga dianggap sebagai salah satu solusi untuk menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Stella mengungkapkan bahwa di Indonesia, pendidikan vokasi baru mencapai delapan persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti Jerman atau Austria yang menerapkan sistem pelatihan industri selama lebih dari 50 persen masa studi.
Dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, Stella juga menekankan pentingnya penguasaan keterampilan seperti literasi AI, berpikir kritis, dan kecerdasan emosional, yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia pun fokus pada penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dan berkualitas, yang dapat didorong melalui peningkatan investasi SDM.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat fondasi SDM yang unggul dan siap menghadapi tantangan industri global yang semakin kompetitif.
Demikian informasi seputar investasi SDM. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Subbali.Com.