Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk menambah impor beras sebanyak 1 juta ton dari India. Namun, Perum Bulog, Badan Urusan Logistik, mengungkapkan bahwa mereka belum menerima penugasan resmi untuk merealisasikan impor beras tersebut. Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, penugasan resmi harus didasarkan pada keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Kementerian/Lembaga terkait, yang hingga saat ini belum dilakukan.

Budi Waseso menjelaskan bahwa walaupun impor beras tambahan tersebut telah ada dalam kontrak antara Kemendag dan India, kontrak tersebut hanya dilakukan sebagai langkah antisipasi jika suatu saat Indonesia membutuhkan impor. Namun, impor tersebut masih harus disesuaikan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Budi Waseso menegaskan bahwa impor beras sebesar 1 juta ton tersebut merupakan langkah ancang-ancang atau antisipasi.

Saat ini, Bulog telah mendapatkan penugasan impor sebanyak 2 juta ton beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) tahun ini. Tahap pertama impor beras sebesar 500.000 ton telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bantuan sosial beras di seluruh Indonesia. Namun, tahap kedua impor sebesar 1,5 juta ton belum dilaksanakan.

Perum Bulog saat ini lebih mengutamakan penyerapan beras dari dalam negeri untuk memenuhi cadangan beras pemerintah. Hingga saat ini, Bulog telah menyerap sekitar 650.000 ton beras dari petani dalam negeri. Budi Waseso menekankan bahwa impor beras hanya akan dilakukan jika produksi dalam negeri tidak mencukupi.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Budi Santoso, juga mengonfirmasi bahwa penugasan impor beras dari India akan diberikan kepada Perum Bulog. Proses pembelian beras dari India masih dalam tahap penyelesaian memorandum of understanding (MoU), namun diharapkan akan segera diselesaikan dalam beberapa hari ke depan. Meskipun rencana impor beras tersebut telah diumumkan, implementasinya masih memerlukan langkah-langkah resmi dan persetujuan yang tepat sebelum dapat dilaksanakan. Bulog tetap mengutamakan penyerapan beras dari dalam negeri untuk menjaga ketersediaan dan mengoptimalkan produksi lokal.