Pengembangan pembangunan Bandara Ngurah Rai membutuhkan sekitar 6 hektare kawasan perairan untuk membuat apron di sisi barat bandara. Pembangunan tersebut untuk mengakomodasi padatnya lalu lintas penerbangan saat pelaksanaan pertemuan IMF.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengungkapkan bahwa reklamasi akan segera dikerjakan setelah semua perizinan sudah lengkap. Arie menambahkan jika pihaknya sedang menunggu salinan izin lungkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Untuk izin lokasi, pihaknya sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Pusat. Antara lain Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan.
6 Hektare Perairan Siap Diurug untuk Pengembangan Bandara Ngurah Rai
Pengerjaan apron dikerjakan oleh kontraktor BUMN Perseroan Terbatas Pembangunan Perumahan dan saat ini sudah progress 1.9 persen. Tahapan yang sudah dilakukan adalah persiapan desain, membangun akses orang dan kendaraan untuk mengangkut material.
Proyek pengembangan dengan luas 6 hektare ini diharapkan dapat menampung 3 pesawat besar atau 6 pesawat kecil. Hal ini dipersiapkan untuk acara pertemuan IMF.
Izin reklamasi sudah berkonsultasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali terkati pertimbangan teknis izin pelaksanaan reklamasi. Dengan konsultasi tersebut maka diharapkan proyek pemngembangan dapat berjalan dengan lancar.
Setelah pengembangan 6 hektar perairan untuk mendukung acara pertemuan IMF, nantinya apron barat akan diperluas untuk jangka panjang mencapai 48 hektare.
Mengenai reklamasi yang sering menuai pro kontra maka menurut Arie pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang menempati tiga desa di sekitar bandara.
Pengembangan proyek Apron Barat (paket I) di Bandara Ngurah Rai merupakan salah satu dari tiga proyek besar di Bandara yang dikerjakan BUMN. Untuk paket II dibangun Apron di sisi timur yang proggresnya sudah mencapai 20,7 persen. Sedangkan paket III adalah pembangunan gedung VIP I dan II dengan proggres 5 persen.
Fasilitas lain yang direlokasi karena pembangunan Paket I adalah pembangungan markas Pangkalan udara Ngurah Rai dan pembangunan sarana pengelolaan limbah yang menelan dana Rp 2,2 triliun. Semua tahapan direncanakan akan selesai pada Agustus mendatang.