Entertainment Lifestyle

Sekaa Joged Werdi Budaya Ramaikan PKB 2018 dengan Joged Ajeg Bali

Empat penari joged cantik yang siap mengajak penari untuk berjoged bersama di Panggung Madya Mandala. Sekaa Joged Werdi Budaya, Desa Ambengan, Sukasada, Buleleng membuat semarak Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 di Taman Budaya-Art Center, Denpasar.

Sekaa Joged Werdi Budaya termasuk salah satu joged yang mampu bertahan hingga kini. Berdiri sejak 26 Oktober 2006, sekaa ini tetap eksis, bahkan penabuhnya belum pernah ganti personil. Terlihat kemarin, anggota sekaa tersebut didominasi laki-laki berumur 50 tahun. Hanya penarinya saja yang sering berganti.

Selain itu, di PKB mereka bahkan sudah tampil sebanyak tiga kali. Pertama tahun 2008, mereka membawa joged tradisi era 70-an. Kemudian tahun 2011, mulai menampilkan joged kreasi. Sedangkan tahun ini mereka menampilkan joged tradisi seni pakem.

Sekaa Joged Werdi Budaya berdiri sudah 12 tahun dan belum mengganti penabuh. Hanya penarinya saja sering berganti, karena menikah. Sebab setelah menikah, mereka kebanyakan tidak diizinkan lagi menari joged. Alasan tersebut mengapa hanya penarinya saja yang sering diganti.

Jro Sirkayasa menegaskan kalau sekaa-nya konsisten menggunakan pakem joged ajeg Bali. Pihaknya tidak khawatir kehilangan tawaran pekerjaan meskipun tetap memakai pakem yang diwariskan pendahulunya. Walaupun joged jaruh saat ini semakin diperhatikan diperhatikan oleh tim dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Budayawan, MUDP Desa Pakraman, dan Polda Bali. Pakem joged ajeg Bali akan tetap mereka lestarikan. Karena inilah seni budaya yang diwariskan ke kita.

Joged-joged sudah dibina dengan baik oleh Dinas Kebudayaan, dan layak untuk di apresiasi. Karena tampilkan joged Bali juga membawa citra desa sendiri.

Sementara Kasi Kesenian Tradisional Dinas Kebudayaan Buleleng, Nyoman Mulyawan mengatakan, kesenian Joged terus diperhatikan dengan pembinaan-pembinaan. Namun menurutnya, Sekaa Joged jarang yang melakukan hal yang etikanya kurang. Biasanya, penari lepas yang kadang melakukan hal itu. “Karena tuntutan ekonomi juga, lama tidak diupah, akhirnya menerima permintaan goyang berlebihan seperti itu. Tapi di sekaa tidak ada yang begitu. Lagian, kami selalu libatkan mereka dalan event-event festival selain PKB,” tandasnya.